A. Budaya
Organisasi
Pengertian
- Suatu
persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi.
-
Menunjuk pada nilai-nilai, kepercayaan dan prinsip-prinsip mendasar
suatu sistem manajemen organisasi, yang berupa praktek-praktek manajemen dan
perilaku organisasi
B.
Karakteristik Budaya Organisasi
Ada 7 karakteristik budaya organisasi antara lain :
1. Inovasi
dan pengambilan keputusan.
2.
Perhatian pada kerincian.
3.
Orientasi pada hasil.
4.
Orientasi pada orang.
5.
Orientasi pada tim.
6.
Keagresifan.
7.
Kemantapan.
C. Fungsi
Budaya dalam Organisasi
1.
Menciptakan pembedaan (ciri khas) antara organisasi yang satu dengan
organisasi lain.
2.
Memberikan identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3.
Menimbulkan komitmen.
4.
Memantapkan sistem sosial.
5.
Membentuk dan mengontrol sikap dan perilaku karyawan.
D. Pedoman
Tingkah Laku
Terdapat tiga faktor yang menjelaskan perbedaan
pengaruh budaya yang dominan terhadap perilaku, yaitu:
-
Keyakinan dan nilai-nilai bersama.
-
Dimiliki bersama secara luas.
-
Dapat diketahui dengan jelas, mempunyai pengaruh yang lebih kuat
terhadap perilaku
E.
Apresisasi Budaya
Apresiasi Budaya adalah pemahaman dan pengenalan
secara tepat sehingga tumbuh penghargaan dan penilaian terhadap hasil
budaya kegiatan menggauli hasil budaya dengan
sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap hasil karya
Apresiasi kebudayaan adalah penghargaan dan
pemahaman atas budaya (Natawidjaja, 1980), kegiatan menggauli (kebudayaan) dengan
sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis,
dan kepekaan perasaan yang baik (terhadap kebudayaan) (Effendi, 1974), pendek
kata, penghargaan (terhadap kebudayaan) yang didasarkan pada pemahaman
(Sudjiman, 1984).
F. Hubungan Etika dan Budaya
Hubungan etika dan budaya antara lain :
1.
Etika dalam implementasinya dipengaruhi oleh agama dan budaya
2.
Agama dan budaya dianggap sebagai sumber hukum, peraturan dan kode etik.
3.
Sebagai sumber maka agama dan budaya lebih independen.
Hubungan etika dengan budaya perusahaan
Etika merupakan standar moral yang menyangkut
baik-buruk dan benar-salah
Etika bisnis meliputi:
-
Etika perusahaan
Hubungan perusahaan dengan karyawan sebagai satu
kesatuan dengan lingkungannya
-
Etika kerja
Hubungan
antara perusahaan dengan karyawan
-
Etika perorangan
Hubungan antar karyawan
G.
Pengaruh Etika terhadap Budaya
Perilaku etis dapat menimbulkan saling percaya
antara perusahaan dengan stakeholder. Perilaku etis dapat mencegah pelanggan,
pegawai dan pemasok bertindak oportunis, serta tumbuhnya saling percaya. Budaya
perusahaan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan perilaku etis.
Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat
mendorong terciptanya perilaku tidak etis
Faktor yang menyebabkan terciptanya iklim etika
dalam perusahaan:
-
Terciptanya budaya perusahaan secara baik.
-
Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya.
-
Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai.
H. Kendala
Mewujudkan Kinerja Bisnis
Pencapaian tujuan etika bisnis di Indonesia masih
berhadapan dengan beberapa masalah dan kendala. Keraf(1993:81-83) menyebut
beberapa kendala tersebut yaitu:
1. Standar
moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.
Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka
menempuh jalan pintas, bahkan menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan dengan mengabaikan etika bisnis, seperti memalsukan campuran,
timbangan, ukuran, menjual barang yang kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan
keuangan.
2. Banyak
perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.
Konflik kepentingan ini muncul karena adanya
ketidaksesuaian antara nilai pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang
berlaku dengan tujuan yang hendak dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi
yang dianutnya dengan praktik bisnis yang dilakukan oleh sebagian besar
perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan dengan kepentingan
masyarakat. Orang-orang yang kurang teguh standar moralnya bisa jadi akan gagal
karena mereka mengejar tujuan dengan mengabaikan peraturan.
3.
Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.
Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik
yang dimainkan oleh para elit politik, yang di satu sisi membingungkan
masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi kesempatan bagi pihak yang mencari
dukungan elit politik guna keberhasilan usaha bisnisnya. Situasi ekonomi yang
buruk tidak jarang menimbulkan spekulasi untuk memanfaatkan peluang guna
memperoleh keuntungan tanpa menghiraukan akibatnya.
4.
Lemahnya penegakan hukum.
Banyak orang yang sudah divonis bersalah di
pengadilan bisa bebas berkeliaran dan tetap memangku jabatannya di
pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk memotivasi pelaku bisnis
menegakkan norma-norma etika.
5. Belum ada
organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik bisnis dan
manajemen.
Organisasi seperti KADIN beserta asosiasi perusahaan
di bawahnya belum secara khusus menangani penyusunan dan penegakkan kode etik
bisnis dan manajemen.
Referensi :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Rosita%20Endang%20Kusmaryani,%20M.Si./BUDAYA%20ORGANISASI.pdf
http://rumah-akuntansi.blogspot.co.id/2014/09/makalah-etika-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar