Kamis, 04 Oktober 2012

kebudayaan sunda


NAMA                  : KARTIKA SARI
KELAS                    : 1EA05
NPM                      : 14212036
JURUSAN            : MANAJEMEN

KEBUDAYAAN SUKU SUNDA 

BUDAYA SUNDA
Budaya Sunda adalah budaya yang tumbuh dan hidup dalam masyarakat Sunda.  Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjunjung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat Sunda adalah periang, ramah-tamah (someah), murah senyum, lemah-lembut, dan sangat menghormati orangtua . Itulah cermin budaya masyarakat Sunda.

ETOS BUDAYA
Setiap bangsa memiliki etos, kultur, dan budaya yang berbeda. Namun tidaklah heran jika ada bangsa yang berhasrat menanamkan etos budayanya kepada bangsa lain. Karena beranggapan, bahwa etos dan kultur budaya memiliki kelebihan. Kecenderungan ini terlihat pada etos dan kultur budaya bangsa kita, karena dalam beberapa dekade telah terimbas oleh budaya bangsa lain. Arus modernisasi menggempur budaya nasional yang menjadi jati diri bangsa. Budaya nasional kini terlihat sangat kuno, bahkan ada generasi muda yang malu mempelajarinya. Kemampuan menguasai kesenian tradisional dianggap tak bermanfaat. Rasa bangsa kian terkikis, karena budaya bangsa lain lebih terlihat menyilaukan. Kondisi memprihatinkan ini juga terjadi pada budaya Sunda, sehingga orang Sunda kehilangan jati dirinya. 
Untuk menghadapi keterpurukan kebudayaan Sunda, ada baiknya kita melangkah ke belakang dulu. Mempelajari, dan mengumpulkan pasir mutiara yang berserakan selama ini. Banyak petuah bijak dan khazanah ucapan nenek moyang jadi berkarat, akibat tidak pernah tersentuh pemiliknya. Hal ini disebabkan keengganan untuk mempelajari dengan seksama, bahkan mereka beranggapan ketinggalan zaman. Bila dipelajari, sebenarnya pancaran etika moral Sunda memiliki khazanah hikmah yang luar biasa. Hal itu terproyeksikan lewat tradisinya. Karena itu, marilah kita kenali kembali, dan menguak beberapa butir peninggalan nenek moyang Sunda yang hampir.
Ada beberapa etos atau watak dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup. Selain itu, etos dan watak Sunda juga dapat menjadi bekal keselamatan dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Etos dan watak Sunda itu ada lima, yakni cageur, bageur, bener, singer, dan pinter yang sudah lahir sekitar jaman Salakanagara dan Tarumanagara. Ada bentuk lain ucapan sesepuh Sunda yang lahir pada abad tersebut. Lima kata itu diyakini mampu menghadapi keterpurukan akibat penjajahan pada zaman itu. Coba kita resapi pelita kehidupan lewat lima kata itu. Semua ini sebagai dasar utama urang Sunda yang hidupnya harus 'nyunda', termasuk para pemimpin bangsa.

NILAI-NILAI BUDAYA
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu), dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama, hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.

KESENIAN
Budaya Sunda memiliki banyak kesenian, diantaranya adalah kesenian sisingaan, tarian khas Sunda, wayang golek, permainan anak-anak, dan alat musik serta kesenian musik tradisional Sunda yang bisanya dimainkan pada pagelaran kesenian.
1.       Sisingan
Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2–4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari. Sisingaan sering digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acara khitanan .

index.jpg

2.       Wayang golek
Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter tertentu dalam suatu cerita perwayangan. Wayang dimainkan oleh seorang dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang di mainkan.

index2.jpg
3.       Jaipongan
Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik .
indexk.jpg
4.       Tarian ketuk tilu
Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut ketuk sejumlah 3 buah.
imagest.jpg




Alat musik khas sunda
Alat musik khas sunda yaitu, angklung , rampak kendang, suling ,kecapi ,goong ,calung . Angklung  adalah instrumen musik yang terbuat dari bambu , yang unik , enak didengar angklung juga sudah menjadi salah satu warisan kebudayaan Indonesia. Rampak kendang adalah beberapa kendang (instrumen musik tradisional sunda) yang di mainkan bersamma – sama secara serentak.
imagesk.jpg

Rumah Adat Sunda
Rumah adat  Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5 m – 0,8 m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Untuk  rumah-rumah yang usianya sudah tua , tinggi kolong bisa mencapai 1,8 M. Kolong rumah biasanya di gunakan untuk mengikat binatang peliharaan, atau untuk menyimpan alat alat pertanian. Ketinggian rumah yang lumayan tinggi maka untuk bisa masuk ke dalam rumah di buatlah tangga yang di sebut golodog. Gologod terbuat dari kayu atau bambu, golodog juga berpungsi untuk membersihkan kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
indexb.jpg


Senjata Tradisional Suku Sunda
imagesi.jpg
Pakaian Adat Sunda
indexG.jpg
Makanan Khas Sunda
imagesu.jpg

Bahasa Sunda
Bukti tertulis bahasa Sunda berasal dari prasasti dari abad ke-14 M yang ditemukan di Kawali, Ciamis Jawa Barat. Bahasa Sunda banyak sekali dipengaruhi oleh struktur bahasa sanskerta dari India. Datangnya agama Islam dan lahirnya pemerintahan kerajaan Islam di wilayah Sunda, bahasa Sunda banyak sekali dipengaruhi oleh bahasa Arab sekitar akhir abad ke-16 M. Sementara bahasa Jawa tampak jelas pengaruhnya di awal abad ke-17 M hingga pertengahan abad ke-19 M karena pengaruh Mataram. Selanjutnya masuk pula bahasa Belanda terutama setelah dibuat sistem ejaan bahasa Sunda dengan menggunakan Cacarakan (1860) dan Aksara Latin (1912) yang diprakarsai oleh orang Belanda. Sementara bahasa Melayu merasuk ke bahasa Sunda, terutama setelah dideklarasikan bahasa persatuan dengan bahasa Indonesia (1928).
Sistem Kekeluargaan Suku Sunda
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik  dari pihak ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda. Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan.